Andi Syaifuddin Tinjau Penanggulangan Bajir Sungai Masamba
MASAMBA (23/06) – Anggota DPRD Sulsel, Andi Syaifuddin Patahuddin ST meninjau proyek penanggulangan banjir Sungai Masamba, Rabu 23 Juni 2021
Proyek penanggulangan banjir Sungai Masamba yang menggunakan “batu gajah” mendapat sorotan dari warga setempat. Warga mencurigai proyek tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, utamanya besaran batu yang dipasang sebagai tanggul penahan banjir.
Warga mengadukan persoalan ini ke anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Syaifuddin Patahuddin ST. Petta (sapaan akrab legislator PKS) kemudia menfasilitasi pertemuan antara masyarakat dengan pihak Balai Besar Sungai Pompengan Jeneberang, termasuk rekanan di Warkop Dg Azis, Rabu 23 Juni 2021.
Dalam pertemuan itu, pihak Balai Besar yang diwakili Mustamin menjelaskan bahwa proyek penaggulangan banjir Sungai Masamba termasuk Sungai Radda dan Rongkong memang menggunakan batu besar sebagai bahan utama. Tapi dalam pengerjaannya tetap menggunakan batu-batu kecil untuk mengisi rongga di antara batu besar yang terpasang.
Namun demikian lanjut pihak Balai, batu besar yang dimaksud bukan seukuran batu gajah sebagaimana asumsi maayarakat selama ini, tetapi sesuai spesifikasinya yakni batu yang minimal beratnya 200 kilogram.
“Jadi ada berat minimalnya, tujuannya agar ketika banjir datang Batu berat itu bisa menahan air yang datang sedangkan batu keci digunakan tujuannya hanya sebagai pengisi rongga kosong, kan di antara batu besar pasti ada rongga,” jelas Mautamin.
Sementara Andi Syaifuddin berharap proyek penggulangan banjir di tiga sungai di Luwu Utara ini bisa berjalan dengan baik, tidak ada riak dengan masyarakat. Sebab kata Petta, program pemerintah yang sedang dilakukan ini pasti tujuannya baik. Cuma memang perlu pemahaman kepada masyarakat sebagai user. Tujuan dan manfaat proyek tersebut apalagi rata-rata dari mereka adalah para korban banjir.
“Memang sebelum melakukan kegiatan, perlu sosialisasi kepada masyarakat, tapi khusus untuk sungai masamba sebenarnya masyarakat tidak butuh tanggul seperti yang dibangun sekarang, tetapi yang mereka inginkan adalah normalisi/pengerukan sungai,” ucap Petta.
Post a Comment